I. Pengertian Bahan Tambahan Makanan dan Zat Pengawet
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.alami dan buatan atau sintetis. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah
merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan
makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.
Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva). Adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.
Salah satu bahan tambahan makanan adalah zat pengawet.
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat serta natrium nitrit.
II. Natrium Nitrit
Natrium Nitrit |
Daging berbahan pengawet |
Natrium nitrit merupakan zat tambahan
pangan yang digunakan sebagai pengawet pada pengolahan daging. Natrium
nitrit sangat penting dalam mencegah pembusukan terutama untuk
keperluan penyimpanan, transportasi dan ditribusi produk-produk daging.
Natrium nitrit juga berfungsi sebagai bahan pembentuk faktor-faktor
sensori yaitu warna, aroma, dan cita rasa. Oleh karena itu dalam
industri makanan kaleng penggunaan zat pengawet ini sangat penting
karena dapat menyebabkan warna daging olahannya menjadi merah atau pink
dan nampak segar sehingga produk olahan daging tersebut disukai oleh
konsumen.
Menurut peraturan menteri
kesehatan RI nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan
menyatakan bahwa kadar nitrit yang diijinkan pada produk akhir daging
proses adalah 200 ppm. Sedangkan USDA (United States Departement Of Agriculture) membatasi
penggunaan maksimum nitrit sebagai garam sodium atau potasium yaitu
239,7 g/100 L larutan garam, 62,8 g/100 kg daging untuk daging curing
kering atau 15,7 g/100 kg daging cacahan untuk sosis.
Bagi
anak-anak dan orang dewasa pemakaian makanan yang mengandung nitrit
ternyata membawa pengaruh yang kurang baik. Nitrit bersifat toksin bila
dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Nitrit dalam tubuh dapat
mengurangi masuknya oksigen ke dalam sel-sel atau otak.
Menurut
beberapa ahli kimia nitrit yang masuk ke dalam tubuh melalui bahan
pengawet makanan akan bereaksi dengan amino dalam reaksi yang sangat
lambat membentuk berbagai jenis nitrosamin yang kebanyakan bersifat
karsinogenik kuat.
Hasil penelitian
Magee dan Barnes (1954) menunjukkan bahwa nitrosodimetilamin merupakan
senyawa racun bagi hati yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
hati pada beberapa presies hewan termasuk manusia. Penelitian lebih
lanjut menunjukkan nitrisodimetilamin juga merupakan kasinogen kuat,
yang dapat menimbulkan tumor terutama pada hati dan ginjal tikus
pecobaan.
Dari hasil percobaan
terhadap tikus, 500 ppm dari nitrosamine menyebabkan tumor hati
malignant dalam waktu 26 – 40 minggu. Pada dosis yang lebih tinggi lagi
menyebabkan tumor kandung kemih. Pada dosis 30 mg/kg berat badan akan
badan mempercepat timbulnya tumor ginjal. Tabel berikut menyajikan
hubungan antara jumlah dosis dengan waktu timbulnya?kanker dari
penggunaan?nitrosamin.
Tabel 1 DOSIS NITROSAMIN DAN WAKTU TIMBULNYA KANKER
Jumlah nitrosamine
per kg berat badan
|
Waktu timbulnya kanker
tanpa factor lain
|
0,30 mg
|
500 hari
|
0,15 mg
|
605 hari
|
0,075 mg
|
830 hari
|
Penyakit
kekurangan gizi atau disebut juga dengan istilah Malnutrition
disebabkan kekurangan satu atau lebih zat gizi yang dikonsumsi. Di
dalam makanan terdapat kurang lebih 50 zat gizi yang berbeda-beda, maka
kekurangan gizi dapat beraneka ragam jenisnya. Agar tubuh kita
terpenuhi kebutuhan gizinya, maka perlu penambahan satu atau lebih zat
gizi ke dalam makanan kita. Teknik penambahan zat gizi tersebut fortifikasi.
Fortifikasi biasanya dilakukan hanya terbatas pada kekurangan gizi yang
sangat spesifik seperti kekurangan vitamin A, zat besi, protein dan
asam amino.
Semakin berkurang dan
meluasnya teknik fortifikasi dalam makanan menimbulkan
sinyalemen-sinyalemen tentang kemungkiman keracunan akibat kelebihan
vitamin A dan vitamin D pada anak-anak dari masyarakat lapisan menengah
ke atas di Indonesia. Dikatakan bahwa kelebihan vitamin A dan vitamin D
ini terutama berasal dari komsumsi susu formula dan susu bubuk yang
umumnya diperkaya atau ditambah sejumlah vitamin A atau vitamin D oleh
para produsennya.